Langsung ke konten utama

Ramadhan di Balikpapan

Ramadhan telah tiba. Sejak menginjakan kaki di airport Sepinggan enam bulan yang lalu, wekker-ku seolah-olah berputar sangat cepat. 

Tiba-tiba saja..,.ujug-ujug sudah memasuki bulan Ramadhan. Ngerti-ngerti wes poso.

Puasa tahun pertama di Balikpapan...

........... ☘️.........


Ahmad Yani Airport. Akhir September 2023. Flight-ku masih satu jam lagi. Setengah mengantuk aku menuju ke toilet bandara. Cuci muka..

..................

Terasa sangat berbeda. Beberapa tahun lalu, sekitar lima atau enam tahun lalu saat aku masih wira-wiri Semarang - Jakarta (aku lupa tahun berapa aku terakhir naik pesawat), saat itu airport ini masih belum selesai. Di sana-sini interiorrnya masih under construction. Tapi yang jelas bandara baru ini sudah dioperasikan untuk melayani penerbangan sipil, menggantikan bandara lama yang terletak di sampingnya. 

Koridor dari tempat check-in menuju ruang tunggu penumpang masih polos. Bersih. Membosankan.  

Hanya saja, yen ora keliru, waktu itu lukisan raksasa karya pelukis Nasirun, dengan gagahnya sudah terpampang. 

.......... 

Jam 07.00 WIB, aku sudah duduk manis di sebuah pesawat Lion Air yang siap take-off. Setengah jam berikutnya aku tertidur pulas. Pesawat menuju sebuah kota di Kalimantan Timur.

.......,.....

Kota Balikpapan agak mirip dengan kota Semarang. Dari segi geografis, kontur tanahnya berbukit-bukit. Sepanjang jalan banyak ditanami flowering tree. 

Kota pantai. 


Deretan pantai-pantai membujur dari  selatan ke tenggara...trus ke utara.


Pantai-pantai di Balikpapan menawarkan berbagai aktivitas dan pemandangan yang menarik, dari berjemur di pasir hingga menikmati matahari terbenam. 


Jika kamu berada di Balikpapan dan ingin menghabiskan waktu di pantai, pastikan untuk mengunjungi salah satu dari pantai-pantai indah di sini. 

Pantai Lamaru, memiliki pasir yang cukup bersih dan merupakan tempat yang bagus untuk bersantai, terdapat hutan di dekatnya yang menambah keindahan alam sekitarnya. Pantai Benua Patra, merupakan pantai berbatu dengan air yang jernih, tempat yang sempurna untuk menikmati matahari terbenam. Pantai Kemala, memiliki pasir putih yang bersih. Pantai Melawaidirekomendasikan karena keindahannya. Pantai Manggar Segarasari, menjadi pilihan bagi pengunjung yang mencari tempat yang tenang untuk bersantai.



Pantai Monpera, bisa menjadi pilihan bagi Anda yang mencari ketenangan. 

Kota Balikpapan, sebuah kota yang dipenuhi keindahan pantai. 



Di Balikpapan, kamu bisa menikmati sunset di garis khatulistiwa. 


Kota Minyak

Balikpapan, yang terletak di pesisir tenggara Kalimantan Timur menghadap Selat Makassar, dikenal sebagai kota minyak karena industri minyak dan pertambangannya. Kota ini memiliki kilang minyak besar yang mengolah minyak mentah baik impor maupun lokal.

Sejarah kilang minyak di Balikpapan dimulai dengan pengeboran minyak pertama kali oleh Pemerintah Hindia Belanda pada 10 Februari 1897. Pengeboran sumur minyak pertama, yang diberi nama Sumur Mathilda, dilakukan oleh Mathilda Corporation, sebuah kerjasama antara J. H. Menten dan Adams dari Samuel & Co. Ini menjadi awal mula berdirinya Kota Balikpapan.

Kilang minyak di Balikpapan, yang sekarang dikenal sebagai Refinery Unit V Pertamina, telah beroperasi sejak 1922 dan memasok hingga 26% total kebutuhan BBM di seluruh Indonesia. Kilang ini memiliki kapasitas pengolahan minyak mentah 260 MBSD dan ditargetkan untuk dikembangkan menjadi 360 MBSD melalui Program RDMP.

Selama bertahun-tahun, kilang ini telah mengalami beberapa kali perbaikan untuk meningkatkan margin dan kapasitas produksi. Produk-produk yang dihasilkan digunakan untuk memasok kebutuhan dalam negeri, khususnya wilayah Indonesia Bagian Timur.


Sungai Wain dan Pulau Derawan

Cagar alam Sungai Wain merupakan habitat bagi beruang madu dan orang utan. Balikpapan juga menjadi titik transit utama ke Pulau Derawan yang terkenal dengan keindahan bawah lautnya. 


Kota ini tidak hanya penting secara ekonomi tetapi juga menawarkan keindahan alam dan keanekaragaman hayati yang menarik bagi wisatawan.

..............🌱...............


Mekarnya Bunga di Balikpapan

.....

Udara pagi - pada salah satu pedesaan di pinggiran kota Salatiga - terasa dingin menusuk kulit. Beberapa orang baru keluar dari masjid. Ibu-ibu. Mereka masih mengenakan mukena. Terdengar ramai bercakap. Perbincangan itu lamat-lamat bergerak menyusuri jalan-jalan pedukuhan. Menghilang di balik pintu-pintu rumah.

Sabtu pagi. Aku berdiri di bawah pohon jeruk Bali. 



Di halaman rumah. 

Pohon Jacaranda sedang mekar. Bunganya melambai-melambai mengundang para lebah untuk bergegas merontokannya.


Pohon kesayangan almarhumah ibu.


Jacaranda mimosifolia.




Pohon berbunga biru keunguan itu terus menerus menggugurkan bunganya. Melukis plesteran dengan taburan kembangnya. 

Hanya Petrea Volubilis yang bisa menandingi kecerahannya. Bunga surga yang berasal dari Perancis Selatan ini mampu merubah warna bunganya berganti-ganti. 

Ini tampang cantik si Bunga Surga.


Bersama bergantinya hari, bunga petrea akan berubah warna hingga tujuh kali. 




Ada juga flowering tree lainnya.

Royal Empress Tree, berasal dari Asia Timur . Orang Jepang menyebutnya Kiri tree.  Orang Jepang biasa menggunakan kayunya untuk membangun kuil dan  bahan furnitur kotak perhiasan - yang akan dihadiahkan kepada anak gadisnya saat menikah. Di Tiongkok dinamakan Pao Tong Shu. Di Amerika dikenal dengan nama Paulownia Tomentosa, yang merupakan tanaman lanskap taman.




Flowering trees lainnya lagi, ada Golden Shower Trees , Tabebuia, Garlic vine plant, Peach, Yellow Plum, Greengage Plum .


Golden Shower Tree.

Pohon nasional Thailand ini terkenal keindahan bunganya, berwarna kuning menjuntai-juntai bagaikan tirai kencana.



Garlic Vine Plant




Aku tidak tahu, dari mana orang tuaku dulu mendapatkan bibit Garlic Plant itu. Dari mana ya? Tapi seingatku, saat aku masih kecil, tanaman merambat ini sudah ditanam di halaman samping, dekat sumur. Ditanam dekat dengan kelompok tanaman merambat lainnya, pohon melati dan mawar.

....................

⏰⏰⏰.....

Jam wekker-ku berdering pelan. Kriing..kring..kring... Aku buru-buru mengikat tali sepatuku. Wayahe ngantor......

Lagu “Three Little Birds” seolah-olah mengiringi langkahku.

"..Don’t worry about a thing, 'cause every little thing gonna be all right..."

Suasana pagi yang ceria..🌞

Setelah melewati gerbang komplek, aku belok ke kiri menyusuri trotoar di tepi jalan raya Ruhui Rahayu. 

Seorang ibu penyapu jalanan terlihat sedang duduk istirahat , menyeka cucuran keringat si dahinya. Tangannya memegang sapu.

"Bonjour, Madame. A partir de quelle heure travaillez-vous ?.. (Aku menyapanya hanya dalam hati... he he he)..

Seorang pengendara motor sedang membeli bensin di sebuah warung kelontong tepi jalan. 

Jalan Ruhui Rahayu terlihat teduh dan asri. Beberapa jenis pohon peneduh jalan di tanam di kanan-kiri jalan yang merupakan bagian dari pedestrian bagi para pejalan kaki. Pedestrian atau trotoar dibangun di sepanjang jalan Ruhui Rahayu. Aku cukup nyaman jika berangkat kerja dengan berjalan kaki.

Selain trotoar, Pemkot Balikpapan juga menyediakan jalur sepeda di ke dua sisi jalan untuk warganya yang mau olahraga bersepeda atau yang sekedar  pit-pitan.

Pemkot juga menyediakan dan mengalokasikan beberapa tempat di tepi jalan bagi para penjual tanaman hias dan pohon landscape.

Beberapa jenis flowering tree dan pohon peneduh lain yang ditanam di sepanjang jalan Ruhui Rahayu Balikpapan antara lain:

Pohon Tabebuia Kuning (Handroanthus chrysotrichus)


Ada Tabebuia merah dan Tabebuia putih




Ada pohon pucuk merah.


Ada angsana dan beberapa jenis pohon peneduh lainnya.







Pohon Tabebuia pink









Pohon ketapang kencana.



Mungkin ada beberapa prenko yang akan bertanya. Kenapa koq tidak ada photo pohon Tabebuia atau pohon lainnya yang sedang berbunga mekar, seperti yang tertulis di Sub Judul Mekarnya Bunga di balikpapan?

Ceritanya begini...

Setting latar cerita pada tulisan Mekarnya Bunga di Balikpapan itu terjadi pada sekitar bulan Oktober atau November tahun 2023, saat awal-awal aku di Balikpapan. Pada bulan-bulan itu saat aku berangkat ke kantor, dengan menyusuri jalan Ruhui Rahayu ke arah jalan MT Haryono, aku melihat pohon-pohon Tabebuia yang ditanam di sepanjang jalan itu sedang berbunga. Berbunga kuning. Saat itu aku tidak mengambil photo pohon-pohon yang sedang bermekaran bunganya itu. 

Sedangkan pada bulan Maret saat aku menulis cerita ini, pohon-pohon Tabebuia itu sedang tidak berbunga. So..aku kesulitan untuk menyajikan gambaran dalam bentuk photo mengenai mekarnya Bunga Tabebuia di Balikpapan. 

Tapi suatu hari nanti, pada saat bunga-bunga Tabebuia itu mekar lagi, aku janji akan mengambil photonya dan meng-upload di sini untuk melengkapi cerita ini.


.............🌱..................


Sahur hari pertama

...Sore pertama di Balikpapan. Setelah menikmati soto Semarang di kawasan Balikpapan Baru. Aku memutuskan untuk mencari kost terlebih dahulu. (Dengan diantar teman), aku berkeliling di beberapa perumahan dekat tempat aku akan bekerja. Menjelang sore. Akhirnya dapat juga tempat kost. Itupun baru bisa ditempati tiga hari lagi. So aku harus cari tempat tinggal sementara selama tiga hari ke depan.

Searching di Google Map. Ketemu homestay terdekat. Cuus..langsung meluncur. 

Homestay tiga lantai. Di roof top, ada tempat bersantai. Banyak tanaman hias. Go green. Ada instalasi pipa hidroponik. "Owner-nya suka tanaman" kata salah satu staff homestay. 

Dari roof top ini aku bisa menikmati pemandangan sebagian kota. 

Masjid  Islamic Center Balikpapan. Megah dengan puncak menara-menaranya.

Beberapa bulan kemudian, setelah aku menjelajahi beberapa tempat di Balikpapan, aku lihat hampir semua masjid di sini ber-tajug kubah.

Masjid-masjid berkubah. Kubah besar berlanggam Turki Ustmani.

.......

Aku terbangun pukul 04.15 pagi. "Kucek-kucek mripat", trus buka pintu kamar.  Di meja telah tertata menu sahur. Opor ayam sisa makan malam, bothok petai dan kerupuk emping. Ada sambel botol "Bu Rudy". Plus secangkir kopi. 

...........

Malang.

Jam 03.00 pagi. Bulan Ramadhan 1444 Hijriah. Beberapa hari menjelang lebaran 2023.

Tubuhku masih terasa penat. Sore kemarin aku baru tiba di Malang. Setelah sebelumnya, hampir enam jam menempuh perjalanan dengan kereta api. Dari Solo. 

Dari jalan terdengar ramai suara anak-anak klothekan. Membangunkan tidur orang-orang, agar tidak ketinggalan sahur.

Galon-galon kosong aqua menjelma menjadi drum-drum marching band. Kaleng Khong Guan menjadi perkusi. 

"Sahur..sahur."

"Sahur ora sahur sakarepmu. Sahur ora sahur sakarepmu.."


Tim orkestra sahur itu bergerak menyusuri seluruh gang yang ada di kampung. 

"Sahur...sahur..."

............

Kopiku tinggal separuh. Piring-piring kotor bekas sahur telah disingkirkan ke bak cuci. Dari masjid komplek mulai terdengar alunan murotal Alquran. Jam 04.35 WITA. Hari ini adalah hari pertama puasa Ramadhan 1445 H. 

Es pisang ijo mulai dikeluarkan dari kulkas. Es pisang ijo memiliki energi untuk memicu rasa kenyang setara dengan sepiring nasi. Menjadi penutup sahur, sembari menunggu saat adzan Subuh penanda habisnya waktu sahur.  

Murotal Quran merdu menggema. Dari menara-menara masjid-masjid Nusantara. Mengiringi datangnya bulan Ramadhan di tahun 2024.

......Nawaitu sauma ghadin an’adai fardi syahri ramadhani hadzihisanati lillahita’ala....

............

Ya Allah, Jadikanlah bulan ini kepada kami dalam kondisi aman dan hati kami penuh dengan keimanan, dan jadikanlah pula bulan ini kepada kami dengan kondisi selamat dan hati kami penuh dengan keislaman. Rabb ku dan Rabb mu Allah. Bulan petunjuk dan bulan kebaikan. (HR. Tirmidzi).

........... ☘️...............



Berbuka Puasa

Jam 18.19 WITA. 

Aku menutup laptop. Kantor telah sepi.  Murotal Alquran mengalun merdu di kejauhan. Aku bergegas menapaki tangga, menuruni koridor kantor. Sebentar lagi iftar . Berakhirnya waktu berpuasa. Saatnya berbuka. 

Sampai lobby, terlihat hari mulai gelap. Deretan pohon membentuk silhoutte hitam. Seperti bayangan. 

Aku mulai menyusuri jalan , Mode sport on. My segway bergerak cepat membelah jalanan sepi menjelang buka puasa. Dalam temaram lampu jalan, terlihat beberapa pesepeda motor masih berjuang mengejar waktu menuju rumahnya. 

Lima menit kemudian, sesaat setelah aku mencapai depan  pintu rumah kost, adzan Maghrib bergema dari masjid komplek. 

"Allahu Akbar, Allahu Akbar....Asyhadu allaa illaaha illallaah, Asyhadu allaa illaaha illallaah....Asyhadu anna Muhammadar rasuulullah, Asyhadu anna Muhammadar rasuulullah....

............

Alhamdulillah..Yaa Allah, sembah dan syukur hanya kepada-Mu. 

...................

..Kalo ngomongin soal rasa syukur, aku teringat kata-kata almarhum Cak Priyo Aljabar. Salah satu pembawa acara di TVRI Surabaya dan pendiri pondok pesantren "Apa Adanya" Jenggolo, Sidoarjo - Surabaya...

"Yen wektu senggang isinen nganggo Qulhu. Qul huwallahu ahad..Allahush shomad..Qul huwallahu ahad..Allahush shomad.."

"Duh Gusti..kula tansah cumanthel dhumateng Paduka, Sampeyan ampun (jangan) ngaleh."

"Opo-opo kuwi kudu tansah gumantung mring Allah.."

Syukurmu itu syukur hakekat Cak.

..Semoga Sang Maha Cahaya selalu menerangi perjalananmu cak.. hingga ke surga-Nya..

..............

Segelas air kelapa mixed with perasan jeruk lemon terasa segar di tenggorokan. Puasa hari ini closed.
....,.......,..

Selama berpuasa di Balikpapan, "koq rasa-rasanya ada sesuatu yang agak berbeda ya" . Setelah beberapa hari menjalankan ibadah puasa, aku merasa agak "aneh". Anehnya begini...Biasanya selama menjalankan ibadah puasa pada bulan Ramadhan di tahun-tahun lalu..kadang aku merasakan  lapar atau haus pada siang menjelang sore. Tapi pas berpuasa di sini...  di Balikpapan, aku kok sama sekali  tidak merasa lapar atau haus di saat siang atau sore hari. Benar-benar babar blas ora krasa ngelak atau luwe'  lho. 

Aku sempat bertanya pada seorang teman mengenai hal ini, ojo-ojo ada hubungannya dengan cuaca di equator. Apakah cuaca di wilayah garis khatulistiwa berpengaruh terhadap kondisi tubuh saat berpuasa? 

Namun...hingga saat ini aku belum menemukan jawaban yang ketoke agak "reasonable"  mengenai hal itu.

............

Wow..ada mandaiMandai merupakan makanan unik khas Banjar. Terbuat dari fermentasi kulit buah cempedak. Hidangan ini muncul karena kebiasaan masyarakat Banjar yang gemar makan ikan. Namun di pada musim kemarau, saat air laut menjadi surut dan ikan sulit ditangkap, akhirnya masyarakat mendapat ide untuk mengolah buah cempedak

Proses pembuatan mandai cukup sederhana. Kulit bagian dalam cempedak yang berwarna kekuningan dipotong kecil-kecil, kemudian direndam dalam air garam untuk di-fermentasi. Lama perendaman bisa bervariasi, dari seminggu hingga sebulan, tergantung pada keinginan untuk kekuatan rasa dan daya tahan mandai. Setelah fermentasi, tekstur mandai menjadi lembut, tebal, kenyal, dan berserat seperti daging.

Struktur rasa mandai agak unik, perpaduan antara asin dan asam. Biasanya disajikan sebagai lauk untuk teman makan nasi. Bisa juga ditumis dengan bumbu bawang merah, bawang putih, dan cabai untuk menambah kelezatannya.

Lauk berbuka hari ini, selain mandai, ada juga masakan pedas daging sapi versi "Bolo Sego", yang dibeli secara online dari Sleman.

Plus.tidak lupa ada sambel tomat udang, yang punya nama keren "Javaanse garnalen-chilisaus"

Pokoke mak nyuuss.....

............

Dari masjid terdengar suara jamaah masih melantunkan bacaan dzikir saat aku menutup buka puasa dengan teh tawar hangat. Glegeg..glegeg..glegeg..


....Intermezo: Aku mendengar malaikat ngobrol: "Wong-wong wis podo maghriban.. jamaah di masjid wiridan kenceng. Iki malah isih enak-enakan.. klenyam-klenyem mangan wae.."

Aku langsung nyelehake gelas,.trus njranthal ambil wudhu trus maghriban.. Juancuk tenan..tadi es kelapa mudaku lali durung ta'sruput sampai habis. Masih setengah gelas..

............... ☘️...............


Takjil Ramadhan

Dua segway scooter meluncur beriringan menuju  ke arah jalan Ruhui Rahayu.

     Gambar rute scooter mencari takjil.


Mampir dulu di kios kelapa muda yang terletak di pojok persimpangan Jl. Ketinjau dan Jl. Punai lll Balikpapan. Kios kelapa muda bu Nurul. Of

"Kelapa muda dua biji, bungkusnya didobelin..".


Tak lama kemudian, dua bungkus plastik kelapa muda segar masuk ke tas punggungku. Di stang scooter tergantung  kantong plastik berisi ote-ote dan ketela goreng .

Next...Dari kios kelapa muda di jalan Ketinjau, my scooter  melaju lagi menuju jalan Tiung.

Pasar Ramadhan di jalan Tiung dipenuhi warga yang ramai mencari takjil. Di sepanjang sisi kanan-kiri jalan, berjejer stand-stand makanan. 

"Ini namanya apa Dek?."

"Barongko."

"Makanan khas Bugis."

"Lima biji Dek".

Scooter-ku bergerak lagi.

Berhenti lagi di stand kue-kue basah.

"Kue talam ya. Tiga biji."


Dengan cekatan si ibu memasukan kue ke dalam kantong plastik.

Bungkusan kue talam pindah ke tas punggungku.

Dua segway scooter berjalan beriringan lagi, menyusuri jalan Tiung, belok kiri ke jalan Belibis.

Next destination.. kios minuman di jalan Pipit. Es serut, asinan buah, dan berbagai minuman dijual di sini. 

Dua gadis kakak beradik sibuk melayani customer. 

"Masih sekolah dik?"

"Ya om, kelas 10 SMK. Adik saya kelas 8."

"Siapa yang bikin jajanannya?"

"Ibu."

..........

Sang senja merambat menenggelamkan matahari sore. Sebentar lagi maghrib. Saatnya go home, eh....back to kost. 

Orang masih ramai mencari makanan 'tuk berbuka puasa .

Road back to Rengganis...🛴.🛴 ....

Tas punggungku terasa berat..

..............

Selama bulan Ramadhan,  Balikpapan menjadi tuan rumah bagi berbagai macam takjil yang lezat dan berwarna-warni. Beberapa takjil khas dapat bisa kamu temukan selama bulan Ramadhan. 


Bingka KentangKue tradisional ini memiliki rasa manis dan tekstur yang halus, sering dijadikan menu berbuka puasa. Kue manis ini terbuat dari adonan tepung terigu, kentang, santan, gula, dan pandan, dengan pinggiran yang agak gosong menambah nilai rasa.




Onde-Onde Ubi Ungu. Onde-onde ini hadir dengan isian ubi ungu yang tebal dan nikmat, terutama saat disantap hangat.


Roti Mantau. Roti mantau yang lembut sering dijadikan pilihan oleh masyarakat Jawa di Balikpapan sebagai takjil.




KicimpringTakjil ini terbuat dari adonan tepung terigu, santan, dan gula, yang kemudian digoreng hingga renyah dan gurih.

Amparan Tatak, memiliki dua lapisan, bagian atas terbuat dari adonan tepung beras dan santan, sementara bagian bawahnya manis karena gula pasir. 




Sari MukalakatanTerbuat dari tepung ketan legit hasil perasan santan, dengan warna coklat dari campuran santan kental dan gula merah.



Barongko. Makanan ini terbuat dari pisang yang dihaluskan, dicampur dengan gula, santan, dan telur, lalu dibungkus dengan daun pisang dan dikukus hingga matang. Barongko memiliki rasa manis dan tekstur yang lembut.




Jalangkote. Mirip dengan pastel, Jalangkote berisi potongan sayur seperti wortel, kentang, serta campuran mi dan bihun.



Bolu Peca. Kue tradisional ini memiliki rasa manis dan tekstur yang mengenyangkan. Bolu Peca biasanya disajikan bersama secangkir teh hangat atau kopi hitam agak pekat.


Kue Ilat SapiDikenal juga sebagai lidah sapi, makanan ini merupakan oleh-oleh khas Banjar yang berwarna cokelat dan sering dijadikan takjil.




Pasar Ramadhan di Balikpapan menawarkan suasana yang meriah dengan berbagai pilihan makanan dan minuman untuk berbuka puasa. Kamu  bisa menemukan takjil-takjil ini di sepanjang jalan Sitinjau, jalan Tiung, jalan Belibis, jalan Pipit, dan di lapangan parkir Islamic Center Balikpapan. 


For all friends.....

Selamat menunaikan ibadah puasa 1445 Hijriah. Selamat menikmati kelezatan takjil-takjil Ramadhan. Berkah Ramadhan untuk kita semua. 

Happy Ramadhan.....from Balikpapan, East Kalimantan....


........... 🍀🍀🍀...........



Salam untuk all friends.. Scooterist Indonesia..










Komentar

Postingan populer dari blog ini

Dolce Far Niente

🌿 Saat waktu tak lagi menuntut, saat angin hanya berbisik pelan. Saat aku duduk di antara cahaya dan bayanganku sendiri.  Tidak ada yang harus diselesaikan. Tidak ada yang perlu dimenangkan. Hanya waktu yang mengalir tenang--berjalan tanpa suara, Dan hanya pikiranku yang menari--mengalir perlahan di dalamnya. Di kedalaman keindahan Sape, Kutemukan laut yang bisa bersenandung, Kurasakan hutan pegunungan yang diam dalam kebijaksanaan.  Aku belajar kearifan masyarakat tepian sungai, menghayati kehalusan hati masyarakat pedalaman hutan. Aku hidup tanpa beban— menghirup manisnya udara--Bahagia tanpa melakukan apa-apa. Dolce far niente...Tiada melakukan apa-apa bukan berarti hampa— tapi adalah suatu keberadaan yang tak membutuhkan pembuktian.

Kamarintah, Republiken, Kamardikan dan Sego Godog

Sekitar tahun 80-an hingga awal 90-an sebuah gerobak kecil mangkal di seberang jalan Rumah Sakit Tentara Dokter Asmir Salatiga. Setiap malam gerobak tua dengan anglo arang yang selalu menebarkan asap " kemeluk " tebal itu, selalu dipenuhi oleh orang-orang yang asyik ngobrol. Air bekas cucian gelas kotor kopi dan teh bolak-balik dibuang di selokan.  Orang-orang menambahkan gumpalan-gumpalan " keluk " rokok diantara asap arang kelapa dari anglo yang pernah putus. Sego godog. Tangan tua yang dipenuhi keriput, dengan cekatan menuangkan air, menambahkan nasi , menambahkan bumbu. Mengaduk-aduk. Diakhiri dengan " nyiduk " nasi berkuah yang kebul-kebul, menuangkannya ke dalam piring. Begitulah sang tangan tua keriput itu berulang kali menjalankan ritual yang sama. Dan selalu akan ada tangan lain yang berganti-ganti, mengambil dan menerima piring isi nasi berkebul-kebul dari tangan keriputnya. Kadang-kadang di saat rehat, saat semua pelanggannya sudah menerima piri...