Langsung ke konten utama

LEBARAN DI KAMPUNG HALAMAN


Jam menunjukkan pukul 19.33 WIB saat pesawat Lion Air flight 625 Balikpapan- Semarang mendarat di Airport Ahmad Yani Semarang. 

Aku menutup tablet. Bersiap untuk turun. 

Aku menengok keluar jendela.

I see.....

Home. 

.........


Sepinggan Airport.

Seorang laki-laki Dayak larut dalam tarian. Kaki bergerak berirama, menyapu bumi. Tangan meliuk bagaikan kepakan sayap. Melayang-melayang dalam kedamaian. Mencipta gerakan penuh rasa, menyatu dalam notasi keindahan Sape.





Simple is beauty. La beauté est simple.

Keindahan dalam paduan gerak dan irama, melebur ke dalam kemurnian alam. Living in harmony. Nature is mother of culture.

Alam memberikan kehidupan. Alam menerima kehidupan. Hubungan kausalitas dalam keseimbangan.

..... Dimanapun kita berada, itu adalah rumah kita. 

Ketika pesawat take off pukul 18.50 WITA. Meninggalkan Sepinggan.

Dalam hati aku merasa....I left  my home,  to go back to my home.. 

...........

Mobil meluncur di tol Semarang-Salatiga. Persis sebelum rest area Salatiga, hujan mulai turun. Jam 21.15 WIB 

"Kita nanti makan dulu. Sekalian beli lauk untuk besok sahur."

............

Beberapa resto dan warung makan di sepanjang jalur Salatiga - Suruh masih buka. Lalu lintas kendaraan juga  masih ramai. 

..........

Warung soto segar Bu Wiwik.

Warung soto ini terletak di tepi jalan Tingkir -Suruh. Tepatnya di daerah Plumbon, Kecamatan Suruh. Di belakang restoran terdapat kolam ikan nila dan mujair.  Area di belakang kolam ikan, di balik tembok pagar belakang, merupakan areal pesawahan yang luas.

Jika kamu duduk di resto itu, kemudian kamu mengarahkan pandanganmu ke arah barat daya, kamu akan mendapatkan sebuah view bentangan areal pesawahan dengan latar belakang jalan tol Salatiga -Solo , gunung Merapi dan gunung Merbabu. Warung soto segar Bu Wiwik merupakan salah satu restoran yang memiliki view pemandangan yang sangat Indah di jalur Salatiga - Suruh ini. Apalagi jika kamu punya kesempatan menikmatinya pada sekitar jam 08.00 - 10.00 WIB pagi.

...........

Hujan belum reda. Beberapa mobil dan  motor terlihat memadati halaman parkir depan resto.

Pukul 21. 25. Alhamdulillah..masih dapat tempat parkir. 

Photo di Restoran Soto Segar Bu Wiwik.


Saatnya makan. Walaupun ketika di pesawat tadi sempat berbuka puasa, tapi perut terasa lapar kembali. Let's eat..

Soto daging, sate telor, paru, hati, bakwan, jeruk hangat dan es teh dengan segera pindah ke perut. Alhamdulillah...

Pegawai restoran datang dengan menenteng package soto, untuk sahur besok pagi. 

"Sekalian bill-nya ya."

Saat membayar di kasir aku benar-benar kembali merasakan wis di "Jawa". Aku membayar seratus enam puluh tujuh rupiah, untuk all biaya makan bertiga, plus package isi tiga porsi soto, sate paru dan hati yang dibawa pulang.

"Aku wis neng Solotigo."  Regone..harganya itu lho yang "ndudohi.' 

........

Bersih-bersih Rumah

Akhirnya sampai di rumah. Kulirik jam saat mengunci kembali pagar. Hmmm.,..Jam sebelas malam lebih... 

Teras dan sebagian halaman rumah terlihat cukup bersih, sepertinya habis disapu, dibersihkan. Beberapa pohon di halaman juga keliatan habis dipangkas cabang-cabangnya. 

Namun untuk tanaman pagar teh-tehan , daunnya rimbun tidak beraturan. Bunga bougenville ntlolor-ntlolor merambat di pagar depan, harus dipangkas. Di halaman depan samping, rumput gajah mini habis bersih. Ga tahu karena mati atau entek dimakan kelinci. Yang tumbuh malah rumput liar.  Lampu halaman ada yang tidak menyala. 

Ritual bersih-bersih harus segera dimulai. Setelah shalat isya, langsung start.. pintu-pintu dan jendela-jendela yang menghadap ke samping dan belakang rumah dibuka, untuk membuang udara pengap Dan agar udara sejuk dapat masuk. Clear..sirkulasi udara lancar. Angin sejuk Merbabu mulai mengisi ruang-rauang rumah.

Selanjutnya sapu mulai beraksi. Sapu manual maupun sapu otomatis Robotic Vacuum Cleaner  mulai bekerja. Ruang belakang yang difungsikan sebagai ruang library menjadi sasaran pertama pembersihan debu. Menyusul ruang di sampingnya, yang biasa dipakai untuk tempat rujakan atau arisan. Setelah ruang-ruang di belakang rumah clear.. pembersihan mulai merambah ke ruang-ruang di bangunan rumah induk dan dapur. Keringat bercucuran. 

Photo Pembersihan area selasar dapur.

Jam dua dini hari baru selesai. Tidak termasuk bangunan garasi dan bangunan ruang cuci pakaian. Lanjutkan besok. Yang penting udara rumah sudah tidak pengap lagi. 

Dua jam lagi dah subuh. Tanggung kalo tidur sekarang. . Aku buka tablet. Membaca modul Digital Asset Management (DAM). Let's study.. Dari bulan lalu aku memang sudah mulai menyisihkan waktu untuk dikit-dikit nyicil belajar materi-materi bahan examination bulan Mei. Sekalian menunggu waktu sahur dan sholat subuh. 

Jam tiga. Dari loudspeaker masjid mulai terdengar orang membangunkan tidur dan mengajak warga untuk makan sahur.

"Sahur..sahur... 

Bapak-bapak, ibu-ibu..monggo enggal-enggal dhahar sahur. Sapunika wekdal sampun menunjukkan pukul 03.00. 

Sahur..sahur..."

........

Jam empat pagi.  Aku membuka jendela-jendela yang belum dibuka. Udara dingin menerobos masuk. Brrrr...tambah dingin. 

Setelah sholat subuh, aku langsung tidur. Bantal...mana bantal..

........

Terdengar pagar depan ada yang membuka. Aku menengok jam dinding. Pukul setengah delapan. Dari tirai aku melihat orang yang akan bersih-bersih rumput liar sudah datang. Membawa cangkul, sabit, bagor dan sapu lidi. 


Setelah menutup kembali pintu pagar, ia langsung menuju ke halaman samping. 

Aku meneruskan tidur.

..........


1st day : Pruning

Beberapa peralatan pemangkasan atau pruning tanaman dikeluarkan dari box penyimpanan. Jadwal hari ini adalah merapikan tanaman pagar, pruning beberapa pohon bunga (flowering tree) serta cabang-cabang pohon buah. Kebetulan baterai-baterai hedge trimmer sudah di-charge. Untuk pemangkasan tanaman pagar teh-tehan, garlic vine plant dan  bougenville.



Beberapa bougenvil sudah merambat rimbun sampai di luar pagar. Demikian juga garlic plant.

Memangkas dan merapikan tanaman pagar membutuhkan lebih dari dua jam. Selesai merapikan tanaman pagar, lanjut pruning cabang-cabang baru pohon-pohon buah yang baru tumbuh. 


2nd day: Art of Nature

Hari ini rencananya akan membentuk tajuk pohon abiu. Pohon abiu atau sawo Australia sudah tumbuh tegak dan rimbun. Pohon ini berkali-kali telah berbuah. Buahnya mirip dengan sawo durian dalam versi lebih enak, karamel dan tidak terlalu bergetah.


Bijinya cuma satu. 

Rencananya tajuk pohon abiu ini akan aku buat agak melengkung, bagian atas pohonnya. Istilah dalam bahasa jawa, agak "mentiyung".

Pertama, tali diikatkan ke batang pohon bagian atas pohon abiu, kemudian ditarik kencang hingga batang pohon menjadi melengkung.   Kemudian, ujung tali lainnya kemudian diikatkan ke pohon durian dan pohon jeruk Bali.  Posisi tali itu akan  aku biarkan berbulan-bulan sampai pertumbuhan pohon secara alami menjadi melengkung. 

Untuk membentuk sebuah pohon menjadi melengkung benar-benar menguras tenaga. Kelihatan mudah tapi ternyata membutuhkan dua orang untuk menyelesaikan pekerjaan ini.

Semoga beberapa bulan lagi saat aku pulang lagi, aku dapat melihat hasil dari plengkungan pohon abiu itu.


Ketinggalan Kereta

Perjalanan ke Stasiun Balapan Solo hari ini memakan waktu cukup lama. 

Berangkat dari rumah sehabis asar sekitar jam 15.30 WIB. Jarak rumah ke Stasiun Balapan sebenarnya tidak terlalu jauh. Hanya 41 kilometer. Biasanya hanya membutuhkan waktu kurang dari satu jam. 

Aku buka Google Map. Jalur utama jalan Semarang-Solo cukup padat. Rute perjalanan diarahkan melalui jalur alternatif. Melewati Susukan - Karanggede - Simo - Waduk Cengklik dst. 

Cus..berangkat. Susukan -Karanggede cukup lancar. Memasuki jalur Karanggede - Simo, jalanan mulai merayap. Bukan karena lalu lintas terlalu padat, namun karena ada sebuah truck penuh muatan yang berjalan sangat pelan, yang menyebabkan adanya iring-iringan kendaraan panjang di belakangnya. Jalur yang sempit membuat kendaraan di belakangnya tidak berani menyalipnya. Iring-iringant siput itu terus berlanjut sampai Simo. Di pertigaan Patung Singa Simo akhirnya dapat lepas dari truck. Truck berjalan lurus ke arah Ampel, sedangkan aku harus belok kiri masuk jalur Simo - Bangak. 

Eaalah...ternyata di jalur Simo - Bangak, nasib tidak berubah. Setelah beberapa saat cukup lancar, jalan kembali merayap. Sekarang penyebabnya ganti pick up pengangkut ayam pedaging. Ada dua pick up penuh muatan ayam berjalan pelan. Dan iringan kendaraanpun panjang mengular di belakangnya. 

Setelah beberapa kali terjebak lagi di beberapa kemacetan berikutnya akhirnya sampai juga di Stasiun Balapan. Jam 17.33 WIB. Tepat tiga menit setelah kereta Malabar jurusan Malang yang seharusnya aku naiki, meninggalkan stasiun Solo Balapan menuju Malang.




Aku ketinggalan kereta.


..........

Aku memutuskan untuk maghriban dulu di masjid setelah sebelumnya pesan ticket lagi untuk jadwal kereta keberangkatan berikutnya. Aku dapat kereta jam sepuluh malam.  Berarti masih empat jam lagi.


Setelah buka puasa dengan air teh kemasan dan sholat maghrib, nongkrong dulu di beranda masjid sambil menunggu waktu sholat Isya sekalian. Maksudnya biar ga bolak-balik antara ruang tunggu stasiun - masjid.


Scooterist brotherhood

Di beranda masjid banyak orang yang duduk-duduk sambil buka puasa. Kebanyakan dari mereka adalah para penumpang yang sedang menunggu jadwal keberangkatan kereta ataupun orang yang menjemput sanak family yang akan datang. 

Ga sengaja aku bertemu dengan anak vespa. Mas Ivan, seorang scooterist  dari Sragen sedang mengantar istri dan anaknya yang akan pulang mudik menengok orang tuanya di Jogja. Ngobrol ngalor-ngidul dengan mas Ivan sampai hampir jam setengah sembilan malam. Dari obrolan keikutsertaan dalam Vespa's World Days 2022 di Bali, touring ke NTB, touring ke Alas Purwo Banyuwangi sampai kegiatan touring vespa tipis-tipis sekitar Jawa Tengah.

Karena keasyikan mengobrol, membuat waktu bergulir cepat. Setelah berpamitan dengan mas Ivan, aku kembali ke stasiun untuk ngopi dan berbuka puasa dengan makanan besar. Restoran fast food KFC dan Kopi Kenangan menemani buka puasa hari ini.

Setelah berbuka puasa, aku bertemu dengan seorang mahasiswi yang sedang menempuh program pasca sarjana di salah satu kampus di Solo. Seluk beluk program LPDP dan beasiswa pendidikan kampus menjadi topik pembicaraan kami. Dia adalah salah seorang penerima beasiswa program S-2 dari UNS.

Jam 10 malam kereta Kertanegara tiba. 

Saatnya...Road to Malang.


Dalam perjalanan kereta Solo - Malang, aku memanfaatkan waktu untuk mengerjakan tugas penulisan essay materi Digital Humanities. 

Essay belum selesai. Kecapekan.  Aku tertidur dalam kereta api Kertanegara yang melaju menuju ke kota Malang. 


See you Malang

Pukul setengah empat pagi kereta tiba di Stasiun Malang. Udara dingin menyergap saat keluar dari kereta. Order Gocar . 

Keluar dari stasiun disambut oleh kilauan lampu jalan dan pohon-pohon rindang di tepi jalan.  Terlihat indah. Dari tape mobil mengalun sholawat yang diputar driver Gocar

Menyusuri jalan S. Supriyadi. Jalanan yang biasanya selalu ramai ini terasa lengang. Sampai rumah ibu menjelang Subuh.


Kumpul keluarga

Ada sebuah filosofi Jawa, Mangan Ora Mangan Kumpul. 

Mangan Ora Mangan Kumpul adalah filosofi dalam kehidupan masyarakat Jawa yang sarat dengan makna. 

Mangan Ora Mangan Kumpul secara harfiah berarti “makan atau tidak makan, yang penting berkumpul", filosofi ini menekankan pentingnya gotong royong dan tenggang rasa di antara anggota keluarga atau komunitas. Lebih dari sekadar memenuhi kebutuhan fisik seperti makan, filosofi ini mengajarkan tentang nilai-nilai sosial dan hubungan antar manusiaBerkumpul bersama dianggap lebih berharga daripada hanya memikirkan perut kenyang. Ini mengajarkan tentang solidaritas, kebersamaan, dan keharmonisan dalam keluarga dan masyarakat. Filosofi ini mencerminkan kearifan lokal dan tradisi Jawa yang menghargai interaksi sosial dan kebersamaan. Dalam budaya Jawa, berkumpul bersama keluarga atau teman-teman sering dianggap sebagai momen berharga.

Jadi filosofi Mangan Ora Mangan Kumpul sebenarnya mengajarkan kita untuk tidak hanya fokus pada aspek materi, tetapi juga menghargai hubungan dan kebersamaan.

Untuk menghargai hubungan dan kebersamaan dalam keluarga maka keluarga istriku mengadakan acara kumpul mangan-mangan.. Lho??? 😁

Salah seorang adik iparku order - reservasi makan malam di salah satu resto di kota Malang. Ceritanya malam nanti mau bukber sekaligus pertemuan keluarga. 

Kebetulan salah satu menu masakan di resto itu yaitu udang galah saos padang merupakan menu favorit ibu mertua.

And then... We have a family bukber . At Osean Garden Wagir Malang. 

Makan sambil ngobrol ngalor-ngidul, Kangen-kangenan. Mangan ora mangan kumpul change to Mangan-mangan kumpul.

..........

Lebaran tahun ini memang terasa sekali tidak semeriah lebaran tahun-tahun lalu. Jalanan juga tidak terlalu ramai, bahkan cenderung sangat lancar. Kebanyakan orang merayakan lebaran hanya dengan berkumpul di rumah bersama keluarga atau mengadakan acara pertemuan trah. Ada juga yang merayakan lebaran dengan  piknik bersama ke tempat wisata. Kebiasaan sailing mengunjungi berubah menjadi saling mengucapkan Selamat Idul Fitri via telepon, WhatsApp atau emailThere is a big change in society culture.

Ada pergeseran habit, ada perubahan tradisi yang secara perlahan-lahan akan merubah satu budaya dalam masyarakat kita. 

..........

Hari kedua lebaran pagi. Aku sudah berada di kereta Kertanegara. Menuju Solo. 

...........

Sampai rumah pukul empat sore. Setelah membereskan koper, langsung menyiapkan kamar-kamar. Nanti malam ada beberapa saudara yang akan mulai menginap di sini. 

I'm very tired., but I have some guests tonight. 

Cek kulkas. Aman. Masih punya stock frozen food  untuk lauk makan bersama di rumah nanti malam.


Donga-didonga

Hari berikutnya.. Sehabis sholat subuh, beberapa saudara dan keponakan yang menginap di rumah dari kemarin malam ngumpul di dapur. Ada yang nge-teh atau ngopi. 

Bercengkerama  melampiaskan kangen, beberapa bulan tidak bertemu.

Setelah sarapan pagi, siap-siap berangkat ke acara hari ini, acara rutin tahunan..Pertemuan keluarga dan halal bihalan keluarga besar se-mbah Buyut. Nenek dari jalur ibuku. Beberapa saudara yang dari luar kota sudah mulai berdatangan sejak hari kemarin.

Jam 8 pagi setelah sarapan pagi aku bergegas menuju ke rumah  sepupu, lokasi acara halal bi halal keluarga akan dilaksanakan. 

Pertemuan keluarga baru selesai jam 2 siang. Lanjut meluncur ke rumah salah satu paman. Takziyah...layat. Dua hari yang lalu salah seorang sepupuku meninggal.

Sampai di rumah saat menjelang adzan Ashar. 




















Note; 

LEBARAN di KAMPUNG HALAMAN ini akan menjadi tulisan bersambung yang cukup panjang.. Dari cerita selama perjalanan mudik, kuliner,  berlebaran dll...sampai setelah lebaran. Enjoy this blog 

To be continued 




Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ramadhan di Balikpapan

Ramadhan telah tiba. Sejak menginjakan kaki di airport Sepinggan enam bulan yang lalu, wekker- ku seolah-olah berputar sangat cepat.  Tiba-tiba saja..,. ujug-ujug sudah memasuki bulan Ramadhan. Ngerti-ngerti wes poso. Puasa tahun pertama di Balikpapan... ........... ☘️......... Ahmad Yani Airport. Akhir September 2023. Flight- ku masih satu jam lagi. Setengah mengantuk aku menuju ke toilet bandara. Cuci muka.. .................. Terasa sangat berbeda. Beberapa tahun lalu, sekitar lima atau enam tahun lalu saat aku masih wira-wiri  Semarang - Jakarta (aku lupa tahun berapa aku terakhir naik pesawat), saat itu airport ini masih belum selesai. Di sana-sini interiorrnya masih under construction . Tapi yang jelas bandara baru ini sudah dioperasikan untuk melayani penerbangan sipil, menggantikan bandara lama yang terletak di sampingnya.  Koridor dari tempat check-in menuju ruang tunggu penumpang masih polos. Bersih. Membosankan.   Hanya saja, yen ora keliru , waktu itu lukisan raksasa kary

Kamarintah, Republiken, Kamardikan dan Sego Godog..

Sekitar tahun 80-an hingga awal 90-an sebuah gerobak kecil mangkal di seberang jalan Rumah Sakit Tentara Dokter Asmir Salatiga. Setiap malam gerobak tua dengan anglo arang yang selalu menebarkan asap 'kemeluk" tebal itu, selalu dipenuhi oleh orang-orang yang asyik ngobrol. Air bekas cucian gelas kotor kopi dan teh bolak-balik dibuang di selokan.  Orang-orang menambahkan gumpalan-gumpalan "keluk" rokok diantara asap arang kelapa dari anglo yang pernah putus. Sego godog. Tangan tua yang dipenuhi keriput, dengan cekatan menuangkan air, menambahkan nasi , menambahkan bumbu. Mengaduk-aduk. Diakhiri dengan "nyiduk" nasi berkuah yang kebul-kebul, menuangkannya ke dalam piring. Begitulah sang tangan tua keriput itu berulang kali menjalankan ritual yang sama. Dan selalu akan ada tangan lain yang berganti-ganti, mengambil dan menerima piring isi nasi berkebul-kebul dari tangan keriputnya. Kadang-kadang di saat rehat, saat semua pelanggannya sudah menerima piring nasi

Sebuah rumah di jalan Kemiri Salatiga

Saya akan bercerita sedikit sambil menunggu kopi yang tak kunjung datang..  Ngene ceritane..dulu...di awal tahun 90-an, aku masih menempuh pendidikan di salah satu SMA di Jl. Kemiri Raya Salatiga.  Saat itu... Ada sebuah rumah besar di daerah Kemiri Candi Salatiga yang sangat menarik perhatianku. Bila kita memandang rumah itu, Nuansanya terasa sangat berbeda. Sangat membumi. Bentuknya agak berbeda dibandingkan dengan rumah-rumah di sekitarnya. Arsitekturnya cukup unik.  Luas dan asri. Itu adalah rumahnya Pak Arief Budiman dan Bu Leila Ch. Budiman...   The house is located in Kemiri Village, Kemiri Candi street, at the foot of Mount Merbabu.  It was built in 1985, after Arief Budiman returned from his doctoral studies at Harvard University. He choose Salatiga as his home because he felt alienated and disappointed by the rapid development and social in justice in Jakarta.  He wanted to live in a more peaceful and natural environment, where he could pursue his academic and artistic intere

Little House In The Prairie

  Laura Jika kamu anak SD atau anak SMP sekitar tahun 1980-an, so pasti dengan tingkat probabilitas cukup tinggi....dan cukup meyakinkan pasti tahu siapa gadis pada gambar di atas.  Ya..Laura. Karakter Laura dalam film Little House In The Prairie diperankan oleh Mellisa Gilbert. Tapi tahukah kamu jika karakter Laura dalam film tersebut sebenarnya adalah personifikasi karakter dari penulis buku Little House In The Prairie itu sendiri?  Siapa penulis cerita Little House in The Prairie? Laura Elizabeth Ingalls Wilder. Laura Elizabeth Ingalls Wilder adalah seorang penulis Amerika yang terkenal dengan seri buku anak-anak Little House on the Prairie , diterbitkan antara tahun 1932 dan 1943, yang merupakan  kisah masa kecilnya di keluarga pemukim dan perintis.  Selama tahun 1970-an dan awal 1980-an, serial NBC-TV Little House on the Prairie didasarkan pada buku-buku Little House. Laura adalah anak kedua dari lima bersaudara yang lahir dari pasangan Caroline dan Charles Ingalls pada tanggal 7

Kemerdekaan Berserikat Berkumpul NGOPI-NGOPI

Deretan rak berisi buku-buku berjejer di sepanjang dinding dekat pintu utama. Sang Owner sepertinya sengaja meletakkan rak buku itu di situ. Bagian terdepan yang pertama akan langsung kita temui adalah buku- buku tua - tebal - kelihatan agak lusuh, jika kita memasuki ruangan itu. Ada photo besar dengan pigura antik. Seorang Belanda bertopi putih, berdiri gagah. Di bawahnya ada deretan pigura-pigura kecil ditata rapi. Penuh dengan photo-photo lawas. Sebuah perkebunan kopi. Berangka tahun 1938.  .,........ Tahun 1929. Loji Belanda bercat putih. Halaman luas. Arsitektur indische.  Gaya arsitektur indische adalah adaptasi dan paduan antara arsitektur Eropa dengan arsitektur lokal tropis Indonesia. Rumah besar ini dibangun oleh  CP Wolff Schoemaker, seorang arsitek berkebangsaan Belanda.  Jendela kayu besar-besar. Lantai keramik teraso. Gazebo taman kecil berada di samping rumah.  " Maria...speel niet in de tuin. Laten we het huis binnengaan. Binnenkort gaat het regenen." Terdenga

Sugih tanpa Banda

Aku mau cerita dikit mengenai syair atau lirik lagu "Sugih Tanpa Banda". Ayok kita ngoceh ngalor ngidul lagi....sinambi ngopi karo nyawang lintang ngalih..  .................. Syair tembang "Sugih Tanpa Banda" ini menggambarkan bagaimana seseorang yang telah mencapai tingkat kesempurnaan dalam tasawuf, yaitu maqam al-fana, yaitu keadaan di mana seseorang telah lenyap dari segala sesuatu selain Allah SWT.   Orang yang telah fana ini merasa kaya tanpa harta, kuat tanpa mantra, menang tanpa merendahkan orang lain, dan bahagia tanpa ada kesedihan.  Orang ini juga menerima apa yang Allah berikan dengan pasrah, tidak mengharapkan balasan, dan memiliki nama yang baik di mata Allah dan manusia.   Syair tembang ini merupakan salah satu karya dari RM Sosrokartono, seorang filsuf dan sufi Jawa yang menguasai 17 bahasa dan banyak ilmu pengetahuan.   Syair ini mengandung ajaran tasawuf Islam yang sangat mendalam dan relevan dengan kehidupan kita sehari-hari.   Tasawuf adalah ilm

10 OF THE MOST FAMOUS AND INSTAGRAM-ABLE COFFEE SHOP IN SALATIGA

 Hello, everyone! Welcome back to my blog, where I share with you my passion for coffee and travel. In this blog, I'm going to take you to Salatiga, a charming city in Central Java, Indonesia, where I visted 10 of the most famous and Instagram-able coffee shops. Salatiga is known for its cool climate, beautiful scenery, and rich culture. It's also a great place to enjoy some of the best coffee in the country.  So, without further ado, let's get started! 1. PINOG COFFEE The first coffee shop that I visited was Pinog Coffee, which was established in 2016. This cafe has a cozy and minimalist interior, with wooden furniture and green plants.  They serve various kinds of coffee, from espresso to manual brew, as well as tea, juice, and smoothies. I ordered a cappuccino and a slice of banana cake, and they were both delicious. The coffee was smooth and creamy, and the cake was moist and fluffy.  I also liked the friendly and attentive service from the staff. 2. CLEVERLY EATERY The

Negeri Para Ksatria Bra Tara

  " Ada sebuah cerita negeri timur raya. Alamnya indah,  penduduknya ramah. Berbagai suku bangsa dan budayanya. Mereka menyebutnya Nusantara. Membentang bagai permata di khatulistiwa. Hijau hutannya, biru lautnya. Berlambang burung Garuda, tersemat di dada. Bhineka Tinggal Ika-lah jiwanya....." Tulisan ini dimulai dengan lirik bait lagu yang ditulis oleh seorang dosen "gaul asyiik" dari salah satu universitas negeri ternama di Yogyakarta.  "Mereka menyebutnya Nusantara."  Kata Nusantara merupakan gabungan kata Nuswa (atau Nusa), Anta dan Tara. Nuswa artnya pulau tempat tinggal. Anta artinya laki-laki kesatria. Tara  artinya mulia.  So.... Nusantara atau Nuswantara berarti pulau atau kepulauan yang merupakan tempat tinggal para kesatria yang mulia.  ........... Lambang burung Garuda pada photo di atas merupakan lambang negara yang tergantung di dinding ruangan hall   pada salah satu bangunan colonial di kota Bogor, Jawa Barat. Bangunan itu  dibangun oleh