Langsung ke konten utama

Postingan

PANGKUR JENGGLENG

Pangkur Jenggleng is a traditional Javanese dance and song that originated from the region of Yogyakarta in Indonesia.  The word "pangkur" refers to a genre of Javanese folk songs, while "jenggleng" is the name of the dance that is performed along with the music. This cultural art form has been passed down through generations in Java and holds significant historical and artistic value. The Pangkur Jenggleng performance typically features a group of dancers moving gracefully to the rhythmic beats of traditional Javanese music. The dancers wear colorful costumes and accessories that represent the rich cultural heritage of the region.  The movements of the performers are intricate and detailed, showcasing their skill and mastery of the art form. The music of Pangkur Jenggleng is equally important in conveying the emotions and stories of the performance.  The traditional Javanese instruments used in the music include the gamelan, a set of percussion instruments, and the...

Culinery : Tongseng and Tengkleng

Tongseng and tengkleng are two traditional Indonesian dishes that are popular among locals and tourists alike. Both dishes are known for their rich flavors and unique cooking methods, making them a must-try for anyone looking to experience the culinary delights of Indonesia. In this article, I will explore the origins of tongseng and tengkleng, their ingredients, cooking techniques, and cultural significance in Indonesian cuisine. Tongseng is a spicy stew that originated in Central Java, Indonesia. It is made with tender meat, usually beef or goat, that is stewed with spices such as garlic, shallots, ginger, and chili peppers. The stew is then thickened with coconut milk and flavored with kecap manis (sweet soy sauce) and tamarind paste. Tongseng is typically served with steamed rice and is a popular street food dish in Indonesia. On the other hand, tengkleng is a traditional dish from Solo, Indonesia. Tengkleng is made with leftover parts of the goat, such as bones, offal, and cartila...

Deni Si Manusia Ikan

Deni Si Manusia Ikan adalah serial komik karya Scott Goodall dan John Stokes yang pertama kali diterbitkan di majalah Buster antara tahun 1968 dan 1975. Ini bercerita tentang Deni, seorang anak laki-laki yang terdampar di sebuah pulau dan belajar bernapas di bawah air dan berkomunikasi dengan makhluk air. Dia juga memiliki insang dan tangan dan kaki berselaput yang memungkinkannya berenang cepat. Tujuan hidupnya adalah menemukan orang tuanya, yang terpisah darinya di laut dekat Papua Nugini dan mengira dia sudah mati.  Sepanjang perjalanannya, Deni membantu banyak orang, baik di bawah maupun di atas air. Dia juga menghadapi banyak penjahat dan tantangan. Serial komik berakhir pada tahun 1975, ketika Deni akhirnya bersatu kembali dengan orang tuanya dan mengakhiri petualangannya. Plot buku ini penuh dengan aksi, ketegangan, dan fantasi. Penulis menciptakan dunia yang hidup dan imajinatif di mana Deni menjelajahi berbagai daerah dan budaya, bertemu dengan berbagai hewan dan tumbuhan ...

Heidi: Adaptasi yang Menyenangkan dan Setia dari Kisah Klasik

  Heidi adalah sebuah film berbahasa Jerman yang disutradarai oleh Alain Gsponer, berdasarkan pada novel kesayangan karya Johanna Spyri. Ini bercerita tentang seorang gadis yatim piatu muda yang dikirim untuk tinggal bersama kakeknya yang pemarah di Pegunungan Alpen Swiss, dan bagaimana dia mengubah hidupnya dan kehidupan orang-orang di sekitarnya dengan semangatnya yang ceria dan polos. Film ini adalah drama keluarga yang menawan dan menghangatkan hati yang tetap setia pada materi sumber aslinya, sementara juga menampilkan pemandangan dan budaya Swiss yang menakjubkan. Film ini mengikuti struktur dasar novel, dibagi menjadi dua bagian. Bagian pertama menunjukkan kedatangan Heidi di kabin kakeknya, di mana dia secara bertahap memenangkan kasih sayangnya dan berteman dengan gembala kambing lokal, Peter. Dia juga belajar untuk menghargai keindahan dan kesederhanaan alam, dan mengembangkan ikatan yang kuat dengan kakeknya dan hewan-hewannya. Bagian kedua menggambarkan kepergian Heidi ...

Losmen: A Classic Drama Series That Captures the Essence of Javanese Culture (English Version)

Losmen is a drama series that aired on TVRI from 1986 to 1989, telling the story of the Broto family who runs a guest house in Java. The series was created, written and directed by the duo Tatiek Maliyati and Wahyu Sihombing, and starred Mieke Widjaja, Mang Udel, Sutopo H.S., Mathias Muchus, Ida Leman, Eeng Saptahadi and Dewi Yull. All of them were well-known actors, actresses and theater directors who delivered captivating performances and realistic dialogues. The series was praised for its engaging plot, authentic setting, and rich values. The series follows the daily life and struggles of the Broto family, who manages a guest house called Losmen Srikandi. The family consists of Pak Broto, the cheerful and musical father, Bu Broto, the wise and caring mother, Tarjo, the confused and ambitious son, Pur, the eldest and unmarried daughter, and Sri, the youngest and divorced daughter. Each episode features a different guest who stays at the guest house, bringing their own stories and pro...

Nothing Hill : Sebuah Review

Notting Hill adalah sebuah film komedi percintaan tahun 1999 garapan Roger Michell dan ditulis oleh Richard Curtis. Film ini dibintangi oleh Hugh Grant sebagai William, pemilik toko buku yang pemalu dan sederhana di London, dan Julia Roberts sebagai Anna, seorang aktris Hollywood yang terkenal dan glamor. Film ini mengikuti romansa mereka yang tidak mungkin dan bergejolak, karena mereka menghadapi tantangan ketenaran, media, dan masalah pribadi. Plot Film ini dimulai dengan William bertemu Anna secara kebetulan di toko bukunya, di mana dia membeli sebuah buku dan menciumnya. Mereka bertemu lagi ketika dia menumpahkan jus jeruk padanya dan mengundangnya ke flatnya untuk membersihkan. Di sana, mereka berbagi ciuman lain, tetapi terganggu oleh teman sekamar William yang eksentrik, Spike (Rhys Ifans), yang mengungkapkan identitas Anna kepada William. Anna pergi, tetapi memberi William nomor teleponnya. William menelepon Anna dan mengundangnya ke pesta ulang tahun saudara perempuannya Honey...

Culinary : Bubur Sumsum

Bubur Sumsum is Indonesian dessert made from rice flour, coconut milk, and palm sugar. It's like a sweet, cream iny rice pudding that's perfect for satisfying your dessert cravings. This delightful dish has roots in Indonesian culture, where it's been enjoyed for generations. Its origins can be traced back to the Betawi people of Jakarta, but it's now a beloved treat enjoyed throughout the country. The main stars of Bubur Sumsum are rice flour, coconut milk, and palm sugar. These simple ingredients come together to create a rich and comforting dessert that will warm your heart with every spoonful. To make Bubur Sumsum, you mix rice flour with water to form a smooth paste, then cook it with coconut milk and palm sugar until it thickens into a creamy pudding. It's a straightforward recipe that yields delicious results every time. Bubur Sumsum is often served during special occasions like weddings, religious holidays, and family gatherings. It's a symbol of love an...